Kamis, 04 Juli 2013

Cara Penulisan Laporan Neraca


Laporan Keuangan Laba Rugi

          Laporan Laba-Rugi
          Laporan laba-rugi adalah laporan yang menyajikan pendapatan dan beban untuk satu periode tertentu. Setiap perusahaan wajib menyusun laporan laba-rugi. Tujuan untuk membuat laporan laba rugi:
·        Menetapkan besarnya pajak pengahasilan.
·         Menilai Keberhasilan dengan memperhitungkan tingkat profitabilitas.
·          Menilai laba perusahaan dengan membandingkan laba dengan laporan tahun lalu.
·                     Menilai efesiensi perusahaan dengan melihat besarnya biaya dan jenis komposisinya.
Ada 2 cara dalam menyusun laporan laba rugi yaitu dalam bentuk Single Step dan Multiple Step. Berikut ini merupakan pengertian dari single step dan multiple step;

1.           Dalam bentuk single step semua jenis pendapatan (pendapatan usaha, dan pendapatan luar usaha dan pendapatan lain-lain) disusun dan dijumlahkan dalam satu kelompok. Kemudian disisihkan dengan jumlah semua jenis beban. Selisih jumlah pendapatan dengan jumlah beban merupakan saldo (sisa) laba atau saldo (sisa) rugi. Bentuk ini banyak digunakan dalam perusahaan jasa.

2.           Dalam bentuk Multiple Step penyusunan laporan laba-rugi dalam bentuk ini disusun secara bertahap mulai dari kelompok pendapatan dan beban usaha, pendapatan luar usaha dan beban luar usaha. Sampai dengan kelompok pendapatan lain-lain dan beban lain-lain. Bentuk multi step ini banyak digunakan di perusahaan dagang atau perusahaan industri.










 
 
PT. Xxxxxxx
LAPORAN LABA RUGI
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20xx

Pendapatan :
Penjualan                                                                                                    Rp. xxx
Retur Penjualan                       Rp. xxx
Potongan Penjualan                 Rp. xxx
                                                                                                                    Rp. xxx

Penjualan Bersih                                                                                        Rp. xxx

Harga Pokok Penjualan
Persediaan Persediaan Barang dagang awal     Rp. xxx
Pembelian                                 Rp. Xxx
Retur Pembelian                       Rp. Xxx –
        Pembelian Bersih                                        Rp. Xxx –
            Barang Tersedia Untuk dijual                             Rp. xxx
Persediaan Barang Dagang Akhir                                  Rp. Xxx –

Harga Pokok Penjualan                                                                           (Rp. xxx)

Laba Kotor Penjualan                                                                                Rp. xxx

Biaya Usaha
Biaya Pemasaran                             Rp. Xxx
Dan Lain-lain                                    Rp. Xxx
Biaya Administrasi dan Umum         Rp. Xxx +
           Jumlah Biaya Usaha                                                                      (Rp. xxx)

       Laba (Rugi) Usaha                                                                              Rp. xxx

Pendapatan dan Laba di Luar Usaha           Rp. xxx
Biaya dan Rugi di Luar Usaha                     (Rp. xxx) –
                                                                                                                 Rp. xxx

      Laba Bersih Sebelum Pajak                                                              Rp. xxx
Pajak                                                                                                      (Rp. xxx)


              Laba Bersih Setelah Pajak                                                       Rp. xxx

Ayat Jurnal Penyesuaian

Penyesuaian tidak berarti pembetulan dari kesalahan yang terjadi, karena setiap kesalah pada komputer akuntansi dapat langsung dilakukan pada record yang diketahui salah. Penyesuaian merupakan hal yang penting pada sistem periodical system yang dilakukan pada saat penyusunan laporan keuangan. Perpetual system sesungguhnya tetap membutuhkan penyesuaian hanya saja dilakukan dalam waktu yang tidak ditentukan, sehingga banyak yang mengatakan dalam perpetual system tidak dibutuhkan penyesuaian.
Hal-hal yang perlu mendapat penyesuaian
 pada akhir periode akuntansi adalah :
  • Persediaan barang dagang (inventory of merchandise)
  • Biaya dibayar di muka (Prepaid expenses)
  • Penghasilan diterima dimuka (accruals receivable)
  • Baya yang masih harus dibayar (Accruals payable)
  • Penyusutan aktiva tetap(depretion of fixes assets)
  • Taksiran piutang tak tertagih
memakai perkiraan harga pokok (cost of good sold)
Harga pokok penjualan
Rp.x.xxx

      Persediaan barang dagang (awal)

Rp.x.xxx
Harga pokok penjualan
Rp.x.xxx

      Pembelian

Rp.x.xxx
Harga pokok penjualan
Rp.x.xxx

      Ongkos angkut pembelian

Rp.x.xxx
Persediaan barang dagang  (akhir)
Rp.x.xxx

      Harga pokok penjualan

Rp.x.xxx
Pembelian retur & potongan harga
Rp.x.xxx

      Harga pokok penjualan

Rp.x.xxx

Memakai perkiraan Ikhtisar Laba Rugi

Ikhtisar Laba Rugi
Rp.x.xxx

     Persediaan barang dagang awal

Rp.x.xxx
Persediaan Barang dagang akhir
Rp.x.xxx

     Ikhtisar Laba Rugi

Rp.x.xxx

PERSEDIAAN AKHIR
JIKA SALDO SEMENTARA <  STOCK OPNAME

Persediaan/barang dalam proses
Rp.x.xxx

Koreksi pemakaian bahan

Rp.x.xxx
JIKA SALDO SEMENTARA > STOCK OPNAME
Koreksi pemakaian bahan
Rp.x.xxx

Persediaan/barang dalam proses 

Rp.x.xxx



BIAYA DIBAYAR DI MUKA
Bila saat pembayaran dibukukan sebagai biaya dibayar di muka
Biaya ….
Rp.x.xxx

     …… dibayar di muka

Rp.x.xxx
 Bila saat pembayaran dibukukan sebagai biaya
…… dibayar di muka
Rp.x.xxx

       Biaya ….

Rp.x.xxx

PENGHASILAN DITERIMA DIMUKA
Bila saat penerimaan dicatat sebagai utang
…….  Diterima dimuka
Rp.x.xxx

         Pendapatan …….

Rp.x.xxx
           
bila saat penerimaan dicatat sebagai pendapatan

Pendapatan …………..
Rp.x.xxx

      Diterima dimuka

Rp.x.xxx

 Piutang penghasilan

Penghasilan ymh diterima
Rp.x.xxx

      Pendapatan

Rp.x.xxx

BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR

Biaya …..
Rp.x.xxx

      …… biaya ymh dibayar

Rp.x.xxx
PENYUSUTAN AKTIVA TETAP
Biaya penyusutan
Rp.x.xxx

      Akumulasi penyusutan

Rp.x.xxx

PIUTANG DIRAGUKAN (TIDAK SEHAT)

PEMBAGIAN LABA
A. PADA WAKTU DITETAPKAN
Debet
- Sisa Laba Rugi
Rp.x.xxx

Kredit
- Laba dibagi

Rp.x.xxx

B. PADA WAKTU DIBAYAR

Debet
- Laba dibagi
Rp.x.xxx

Kredit
- Kas atau bank

Rp.x.xxx

Nama Akun Neraca Saldo




NERACA  SALDO AKUN DALAM BAHASA INGGRIS DAN BAHASA INDONESIA

KODE AKUN
NAMA AKUN
Nama Akun Dalam Bahasa Indonesia

1-1100
Cash in bank
Kas Di Bank
1-1200
Petty cash
Kas Kecil
1-1300
Account receivable
Piutang Dagang
1-1400
allowance for doubtfull debt
Cadangan Piutang tak tertagih
1-1500
Merchandise inventory
Persediaan barang dagang
1-1600
Store supplies
Perlengkapan Toko
1-1700
Prepaid insurance
Asuransi Di bayar di Muka
1-1800
Prepaid rent
Sewa Di bayar Di Muka
1-1900
Prepaid tax
Pajak Di bayar Dimuka
1-1910
PPN Income
PPN Penghasilan
1-1920
Prepaid PPN
Prabayar PPN
1-2100
Equipment at cost
Peralatan
1-2110
Equipment accum debt
Acumulasi Peralatan
2-1100
Accounts payable
Hutang Lancar
2-1200
Expense payable
Beban Hutang
2-1300
Income tax payable
Hutang Pajak Penghasilan
2-1400
PPN payable
PPN terhutang
2-1500
Devidend payable
Hutang divenden
2-1600
PPN outcome
PPN Hasil
2-2100
Bank Permata loan
Pinjaman Bank permata
3-1100
Mr.ADI,Capital
Modal
3-1200
Mr.ADI, Drawing
Prive
4-1100
Sales
Penjualan
4-1300
Sales retur
Retur Penjualan
5-1100
Purchases
Pembelian
5-1200
Purchases Retur
Retur Pembelian

5-1200
Freight paid
Ongkos Angkut
6-1000
Advertaising expense
Biaya Iklan
6-1100
Telp and electricity expense
Biaya Telp. Dan Listrik
6-1200
Store supplies expense
Beban Perlengkapan Toko
6-1300
Bad debt expense
Beban Utang
6-1400
Depreciation expense
Biaya Penyusutan
6-1500
Insurance expense
Beban Asuransi
6-1600
Rent expense
Beban Sewa
6-1700
Wages and salaries expense
Upah Dan Gajih
6-1800
Other operating expense
Beban Lain-Lain
7-1100
Interest revenue
Pendapatan Bunga
8-1100
Interest expense
Beban Bunga
8-1200
Bank service charge
Beban Administrasi Bank



Cara Memasukannya

KODE AKUN
NAMA AKUN
AKUN INI BERTAMBAH DI
1-1100
Cash in bank
Debit
1-1200
Petty cash
Debit
1-1300
Account receivable
Debit
1-1400
allowance for doubtfull debt
Kredit
1-1500
Merchandise inventory
Debit
1-1600
Store supplies
Debit
1-1700
Prepaid insurance
Debit
1-1800
Prepaid rent
Debit
1-1900
Prepaid tax
Debit
1-1910
PPN Income
Kredit
1-1920
Prepaid PPN
Debit
1-2100
Equipment at cost
Debit
1-2110
Equipment accum debt
Kredit
2-1100
Accounts payable
Kredit
2-1200
Expense payable
Debit
2-1300
Income tax payable
Kredit
2-1400
PPN payable
Kredit
2-1500
Devidend payable
Kredit
2-1600
PPN outcome
Debit
2-2100
Bank “X” loan
Kredit
3-1100
Capital stock
Kredit
3-1200
Devidend
Debit
4-1100
Sales
Kredit
4-1300
Sales retrun
Debit
5-1100
Cost of good sold
Debit
5-1200
Freight paid
Debit
6-1000
Advertaising expense
Debit
6-1100
Telp and electricity expense
Debit
6-1200
Store supplies expense
Debit
6-1300
Bad debt expense
Debit
6-1400
Depreciation expense
Debit
6-1500
Insurance expense
Debit
6-1600
Rent expense
Debit
6-1700
Wages and salaries expense
Debit
6-1800
Other operating expense
Debit
7-1100
Interest revenue
Kredit
8-1100
Interest expense
Debit
8-1200
Bank service charge
Debit